kelas XIId

Jumat, 05 Februari 2016

Berani Melawan Teroris, buktikan kita tidak takut

Berani Melawan Teroris, buktikan kita tidak takut

 
Peristiwa teror Sarinah kemarin membuat kita semua terhenyak. Ada yang menyimaknya dengan serius. Ada pula yang menyikapinya dengan sinis dan penuh keheranan karena tampak beberapa keganjilan dalam drama 3 jam tersebut. Berani melawan teroris kita tidak takut pada gerakan radikal itu.. nah sebelum itu, mari kita bahas dulu apa sih terorisme itu???
Terdapat 3 tipologi terorisme yang muncul di dunia di awal abad 21 ini. Pertama adalah terorisme berbasis idiologi (agama atau pandangan filosofis tertentu). Jadi, terorisme ini muncul dari dalam masyarakat sendiri. Kedua adalah terorisme boneka, yaitu murni diciptakan oleh intelejen negara tertentu atau kepentingan besar, dalam rangka mencapai tujuan mereka. Ketiga adalah terorisme hibrida. Yaitu, kelompok ideologis militan yang difasilitasi oleh kekuatan tertentu melalui operasi intelejen yang rumit dan jangka panjang.
Terorisme internal dan boneka non ideologis-militan sudah dapat dipastikan mempunyai ciri gerakan yang tidak terlalu hebat skala maupun dampak kerusakannya. Tindakan teroris internal, ditujukan untuk memperoleh perhatian publik dan dunia internasional atas perjuangan yang dilakukan. Jadi, pada dasarnya gerakan radikal seperti ini penuh keputusasaan atas kekuatan kecil melawan struktur mainstream yang kokoh, angkuh, dan tidak menghiraukan aspirasi politik dan ideologis mereka. Sementara itu, terorisme boneka non ideologis bersifat oportunis dan gerakan mereka sangat tergantung pada kekuatan patron yang memfasilitasinya.
terorisme hibrida (tipologi 3) yang sangat berbahaya. Intelejen tertentu telah melakukan analisis yang cermat tentang latar belakang, kontur ideologis, dan medan gerakan dari monters yang akan diciptakannya. Gerakan itu dirancang termasuk aspek contagion effect internasionalnya. Ada istilah mereka diciptakan, namun menjadi liar dan tidak bisa dikendalikan. Ungkapan ini omong kosong. Si perancang pasti tahu hal seperti itu pasti terjadi. Jadi, ketika gerakan menjadi liar, inilah pencapaian sempurna sang kreator.
Kepentingan besar apa yang melatari upaya pembentukan kelompok teroris ini? Pertama adalah kepentingan kelompok meta atas konsesi dan perdagangan energi dunia terutama minyak bumi. Kedua kelompok alpha yang bertujuan untuk mendistabilisasikan kawasan tertentu untuk keperluan industri persenjataan dunia yang cepat peralihannya dari satu generasi ke generasi lainnya. Ketiga adala kekuatan Teta yang berkepentingan menjaga keuntungan geostrategi dan politik dari negara tertentu di Timur Tengah.
Ketiga kelompok ini mempunyai tim lobby yang kuat, akses pada kekuatan media yang dahsyat, mempunyai kontrol pada simpul2 gerakan NGO secara internasional. Sehingga opini publik, operasi intelejen, gerakan NGO, kebijakan luar negeri dan militer dari negara2 penting dapat dikontrol secara apik dan halus. Termasuk didalamnya upaya2 memelihara dan membesarkan kelompok teror yang berbahaya.
Oleh karena itu dalam melawan terorisme perlu beberapa langkah:
  1. Langkah makro perlu dilakukan dengan mengintensifkan koordinasi lintas negara melalui PBB.
  2. Langkah di atas perlu dilandasi kejujuran dan kesamaan cara pandang bahwa pencipta terorisme sama jahatnya dengan terorisme.
  3. Kepala negara RI perlu menyampaikan komunike internasional yang menghimbau pihak2 yang mendukung, mendanai, dan menciptakan kelompok terorisme hibrida untuk berhenti atas nama kemanusiaan universal dan menahan diri atas kerakusan dan ketidakadilan yang selama ini dijalankan.
  4. Di dalam negeri perlu direvitalisasi lembaga yang ada untuk melawan terorisme dan gerakan radikal secara holistik. Revitalisasi diarahkan untuk preventif.
  5. Penguatan kemampuan dan koordinasi intelejen (BIN, BAIS, unit intelejen di tubuh Polri).
  6. Operasi anti teror kini saatnya untuk juga melibatkan tentara selain polisi. Format operasi dapat berupa Densus 88 yang baru, yang anggotanya gabungan personel Polri maupun unit khusus anti teror dari Kopasus dll. Densus 88 yang baru ini dibawah koordinasi tim khusus yang bertanggung jawan pada Presiden yang beranggotakan Menhan, Mendagri, Menlu, Kapolri dan Panglima TNI.
  7. Pemerintah mempekuat cyber intelegence dan campaign untuk menangkal penyebaran paham dan ideologi berbahaya terkait terorisme.
  8. Perkuat upaya membangun keadilan dan kesejahteraan di dalam negeri. Kesenjangan SSE dikurangi. Pesantren2 direvitalisasi dan diberdayakan. Pendidikan yang terbuka untuk semua warga negara perlu mendapat prioritas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar